MENTAWAI-Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Padang (UNP) yang diketuai oleh Pakhrur Razi, M.Si., PhD bersama anggota Yohandri, M.Si, , Ph.D., Ifdhil, M.Pd, Ph.D, dan Thamrin, MM, serta disupport oleh tim mahasiswa sebanyak 5 orang yang terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut. Kegiatan Pengabdian Desa Tangguh Bencana ini dilaksanakan di Siberut Selatan Kabupaten Mentawai dengan sasarannya anggota Kelompok Siaga Bencana (KSB) sebanyak 35 orang dan juga dihadiri oleh aparatur pemerintahan desa, badan permusyawaran desa, dan juga pendamping program pembangunan desa.
Dalam sambutannya Pakhrur Razi, PhD mengatakan, “Salah satu pilar perguruan tinggi adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat, UNP sebagai institusi pendidikan tinggi juga memiliki kewajiban untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Program Pengembangan Nagari Binaan Tangguh Bencana ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat pada daerah yang memiliki potensi bencana alam yang relatif tinggi, sebagaimana kita ketahui bahwa potensi bencana terutama bencana tsunami di kepulauan Mentawai ini sangat tinggi. Beranjak dari persoalan ini kami dari DMEO (Disaster Monitoring Eart anda Observation) UNP melaksanakan Program Nagari Tangguh Bencana dengan Menggunakan Pendekatan Multi Bahaya Di Daerah Siberut Selatan. Dalam kegiatan ini tim melakukan pelatihan kepada masyarakat dan kelompok siaga bencana (KSB) untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mitigasi bencana dan juga manajemen bencana. Dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana diharapkan masyarakat bersama KSB mampu meminimalisir dampak bencana yang terjadi, ” ujarnya.
Kegiatan pengabdian UNP ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari pihak pemerintahan desa Siberut Selatan, hal ini terlihat dari antusiasnya peserta. Dalam sambutannya kepala Desa Siberut Selatan (nama) mengatakan, “Kami sangat menyadari betapa pentingnya pengetahuan dan keterampilan tentang mitigasi bencana yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat kami, kami juga menyadari betapa lemahnya manajemen bencana yang kami miliki, sementara potensi bencana gempa dan tsunami selalu menghantui masyarakat kami disetiap saat. Dengan adanya program pengabdian dari UNP ini seolah-olah kami mendapatkan ‘harta’ yang sangat besar yang akan kami miliki, tentu harga pengetahuan dan keterampilan yang akan kami miliki. Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Tim Pengabdi UNP. Semoga tahun depan pihak UNP tetap menurunkan Tim Pengabdinya untuk masyarakat di Siberut Selatan ini, ” ujarnya.
Dalam kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari (30 September dan 1 Oktober 2022) tersebut diisi oleh tiga orang pemateri yaitu Pakhrur Razi, PhD menyampaikan materi tentang Potensi bencana yang akan terjadi di Kepulauan Mentawai, kemudian dilanjutkan oleh pemateri kedua Thamrin, S.Pd., MM tentang Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK), kemudian dilanjutkan oleh pemateri ketiga tentang Pengetahuan dan Keterampilan Pertolongan Pertama bagi korban bencana yang disampaikan oleh Resti Pradayani.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan dilakukan dengan penyampaian materi utama oleh Pakhrur Razi, S.Pd, M.Si., PhD tentang Potensi Bencana Tsunami dan Cakupan Dampaknya, disini Ketua DMEO UNP ini mengajak masyarakat dan anggota KSB untuk selalu meningkatkan mitigasi bencana. Bagaimanapun kita tidak akan mungkin lari dari bencana tapi kita harus menghadapinya, yang tentu kita memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga kita dapat bertindak tepat dan benar disaat bencana terjadi.
Pemateri kedua tentang manajemen bencana disampaikan oleh Thamrin, MM, dosen fakultas ekonomi UNP ini memfokuskan materi tentang Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK). Yang memahami secara kongkret lingkungan dan masyarakat tentu masyarakat itu sendiri. Makanya dalam penanggulangan bencana sudah saatnya kita membangun dan memperkuat komunitas peduli bencana ditengah masyarakat.
Baca juga:
Bakamla RI Resmi Tutup Pelatihan ICS
|
Kemudian materi ketiga diberikan oleh Resti Pradayani yang, tentang pertolongan pertama bagi korban bencana gempa. Ada beberapa tindakan pelatihan pertolongan yang diberikan dengan bantuan alat peraga, seperti pertolongan pertama untuk patah tulang, pertolongan untuk luka ringan dan luka berat, dan tindakan pertolongan pertama lainnya.
Setiap penyampaian materi oleh narasumber selalu diikuti dengan diskusi mendalam dengan anggota kelompok Siaga Bencana, tokoh masyarakat, dan aparatur pemerintahan desa Siberut Selatan. (***)